Menyimak deskripsi Padang yang kami kompilasi dari observasi beberapa minggu ini, berikut adalah poin-poin yang bisa kami tulis kembali dalam kaitannya dengan arahan artistik untuk desain media komunikasi visual khususnya untuk media yang sifatnya keluar. sok ah gejlig..
Eh tapi beberapa poin sebetulnya udah pernah dipublikasikan sama Pak Fahmi di http://www.menyongsongbadai.blogspot.com/, kebetulan si eta sempat berkunjung ke Padang sekalian menghadiri pameran siaga bencana.
Eh tapi beberapa poin sebetulnya udah pernah dipublikasikan sama Pak Fahmi di http://www.menyongsongbadai.blogspot.com/, kebetulan si eta sempat berkunjung ke Padang sekalian menghadiri pameran siaga bencana.
Padang secara geografis terletak dekat dengan pantai, pelabuhan dan rekreasi. tetapi yang jelas karena kedekatan Padang dengan pesisir memungkinkan pertukaran budaya (timur dan barat) terjadi lebih intensif, secara visual memang mau tidak mau masyarakat Padang akan ikut "terkontaminasi", lalu saat ini kami pikir masyarakat Padang nggak akan terlalu kaget dengan visual yang kebarat-baratan khususnya visual Surf culture. Lihat saja angkot yang sangat "rame", lalu serta merta brand-brand surf ikut nempel di beberapanya (kosa kata yag aneh ya?), Billabong, quik silver, o'neill dkk sudah nggak asing di mata masyarakat Padang, suka ato ngga suka. Bahkan teman saya yang tinggal di kawasan pasar (aslina pasar, siga pasar kiaracondong lah...) melek sama brand-brand serupa, keputusan mengkonsumsi pakaian kadang ditentukan oleh acara discount yang sedang diadakan oleh brand-brand surf. Walaupun memang di beberapa sisi yang lain, Ramayana adalah alternatif yang selalu masuk daftar list (hehe.e... daftar list gitu loh...) lokasi membeli pakaian.
Setelah melihat juga beberapa referensi yang saya ambil dari "kapal Bang Mebry" berupa majalah surf, ternyata dalam hal warna, visual surf didominasi oleh warna-warna yang ringan, hijau-muda, biru-muda, hitam-muda (tah naon eta? hahaha...), janda-muda, daun-muda- darah-muda (halah sia beuki ngaco gob**g!!), saya kurang bisa menjelaskan kenapa dominan warna ringan, yang jelas kalo surf culture lalu didominasi warna gelap berdarah-darah, kurang pantes ah..... teu nyantai (pantai-nyantai, pantat-nyantat, pantang-nyantang, hahahaha...)
Lalu tanpa ada kesepakatan formal, sepertinya warna-warna tadi jadi warna yang sering digunakan, populer, candu (mungkin, hehe...) kalo ngga gitu kayaknya ngga Padang gitu loh...Tapi kita baru berbicara di wilayah interest, karena kalo kita masuk ke wilayah simbolik warna oranye-kuning-hitam (ingat: bendera Jerman) selalu ada di beberapa media yang dibuat, terutama ya bendera (katanya sih itu adalah bendera padang). mungkin itu akan ditelusuri lebih jauh, apa tingkat kepentingannya tinggi ato ngga untuk diaplikasikan dalam sebuah media.
Okeh...Menyikapi kesepakatan "pantai-nyantai", kami lanjut ke Font, point ini pernah dibahas juga di menyongsongbadai.huruf-huruf yang lebih tidak formal, ada unsur destruktif (halah....cakap apa aku ini..), (lagi-lagi) nyantai, kalo istilah si eta itu adalah huruf yang tidak stabil, lebih disarankan digunakan paling tidak untuk Judul sebuah topik di newsletter, atau untuk nama newsletternya itu sedniri, tapi tentu saja disesuaikan lagi dengan target spesifik yang akan dituju.dan huruf untuk bodytext kami pikir jangan terlalu dipusingkan, untuk awal-awal pilih yang sering digunakan saja. hehe... meh teu digebugan! (APEUU..)
teks yang dikombinasikan dengan ornamen-ornamen tertentu boleh juga tuh...yuhuu....
Lanjuutt....
Ilustrasi. hmmhh... apa ya?fotografi sebaiknya memang bisa lebih ekspresif, aturan vertikal-horizontal sepertinya bisa jadi alternatif kesekian, sudut-sudut pengambilan gambar disarankan lebih edun (naon ah..?), tapi tentu saja pada prakteknya akan ada penyesuaian-penyesuaian, yuu...k!!
gambar manual bisa lebih eksploratif, tidak terlalu berprinsip anatomik sah-sah saja, apalagi jika menilik skill yang belum begitu hebred, Jino aja selalu bilang untuk bisa sebagus yang dia bikin butuh 3 tahun+kemaluan eh kemauan yang kuat ,hehehe...
Penggunaan ornamen sangat terbuka lebar, mengingat Padang secara etnik masih intensif mengaplikasikan ornamen di beberapa tempat, habit berornamen masih kuat, terlihat dari sign system untuk toko dsb nya, masih kental dengan aktifitas crafting (eh, istilahnya gitu bukan?), dan kalo mau dikaitkan dengan surf culture pun ornamen selalu masuk dalam daftar list elemen visual nya. (ssstt....ada yang bilang daftar list?). Intermezzo nih.. Bang Mebry sekali pernah bilang waktu kita berenang di laut "wooyy...! ombaknya lagi big wave..!" dalam hati saya langsung cekikikan "sangat Padang" saya pikir. hihi...Ornamen pun bisa beragam; floral, tribal, padal (padang maksud teh).
OKeh...lagu berikutnyah.... halah...
Semua elemen tadi lalu akan bertemu membentuk sebuah komposisi, tata letak atau layout, lagi-lagi pantai-nyantai jadi referensi.Penerapan elemen-elemen tadi bisa lebih casual, tidak melulu harus mengikuti grid vertikal-horisontal, persentasi gambar/ilustrasi dan teks pun bisa rada tidak biasa, kalau lah media yang dibikin adalah selebaran jumat, mungkin secara visual tidak harus seperti selebaran yang dikeluarkan Ormas Islam, hehehe.... bikin aja lebih santai... meh solai jum'ai na bisa lebih khusai. (anjrott..... apeuu... sori lapar, tapi program diet lagi ketat nih, banyak yang menjudge saya tambah gemuk disini). ah, saya rada malu sebetulnya posting ini, mohon dikomentari kali aja ada statement-statement yang menyesatkan.
Terakhir, tentang tehnis. Padang ini dalam hal fasilitas tidak terlalu kesulitan, semua lengkap disini, mau cetak hayu, mau fotokopi okeh, offset ekek, sablon ho'oh, banyak yang bisa diakses disini. ah sakitu weh, saya lagi buntu nih. sampe ketemu di posting berikutnya..
NB: Sori contohnya rada ngaco, bikinnya sambil ngantuk, makanya ayo komentarin...
3 komentar:
Wah, sayah suka dengan kata "beberapanya". Sumpah keren buanget!!
Waduh, ta. Ternyata maneh dapat menulis dengan sangat norolang. Tulisan paling enak dibaca dari pada tulisan anak2 di blog lain (heh, blog lain, bikin tulisannya yang lebih asik atuh!, heuheu....); inspiratif dan imajinatif.
Inspiratif dan imajinatif-ku pasti tidak setajam dan seliar kalian para penggiat seni dan desain. Tapi minimal buatku, bisa bikin fresh aja keotaknya. Itu baru dari segi penyajian tulisan.
Masalah isi dan pelaporan barangkali (dalam pandangan tololku) belum sistematis (urang oge teu nyaho nu kumaha kudu sistematis teh?). Tapi menurutku, yang namanya pelaporan, apapun bentuknya, sepanjang didukung dengan data yang akurat, maka hal itu mesti bisa dipercaya.
Aku kangen kalian. Aku iri dengan petualangan yang kalian alami. Suatu saat aku juga harus melakukan petualangan-petualangan yang bisa jadi lebih seru dan menantang. (Maaf banget kalo kekangenan dan keirian ini baru sekarang ini aku posting di blog).
Aku ga bisa ngomong banyak. Apalagi mengomentari.
Pesan dari aku (dan fahmi), ajari anak2 disana supaya lebih melek internet. Ke arah yang baik tentunya. Hari2 terkahir kalian sebisa mungkin menularkan kelihaian kalian dalam menogprek dan mengoprasikan internet.
Segitu dulu.
Thanxlovesorry.embrace...
hohohoho...
hidup anak desain!!
Posting Komentar