Jumat, 21 Maret 2008
BUKU-BUKU
Karena terbiasa tidak punya uang sendiri dalam jumlah banyak, biasanya orang (sewaktu punya uang sendiri) suka belanja gila-gilaan membeli ini-itu tanpa pertimbangan, dan kalaupun ada, pertimbangannya hanya karena ingin (bukan butuh). Laper mata kata orang!
Kejadian kayak gitu saya alamin juga, karena ngerasa ada uang lebih di dompet atau di tabungan, biasanya saya jadi hambur, dengan dalih "jakat" saya traktir teman-teman atau saudara-saudara, dengan alibi "ah ini mah recehan" saya beli barang-barang yang ngga begitu dibutuhkan.
Mungkin poin disini bukan kondisi saya yang harus menerima fakta bahwa dompet telah menipis di tengah bulan, tetapi dengan hampir habisnya uang di tengah bulan yang saya dapatkan adalah hanya bertambahnya berat badan saya karena kebanyakan makan, huhuhu......
Menyikapi hal itu kemarin saya alokasikan beberapa rupiah yang mungkin saja bisa lenyap tak berbekas (kecuali membekas jadi lemak di tubuh) ke bentuk buku. Lumayan lah buat referensi. Lagipula buku itu seperti investasi, manfaatnya mungkin tidak terlalu terasa sekarang, bahkan konsumsinya pun bisa kita tunda hingga beberapa waktu ke depan, tidak ada kadaluarsa. yuhuhu....
Jujur, saya bukan readaholic (ada gitu istilah kayak gitu?), kalau rate minat baca ditunjukkan dengan angka dari 0-10 (tidak suka - suka sekali) mungkin saya masih ada di level 6 atau 7 setengah lah paling bagus (karena sekarang ada beberapa buku yang sangat semangat saya baca), tapi saya akui besar sekali manfaat membaca (termasuk buku), beneran!
Ada sudut-sudut pandang baru, pengetahuan baru, dan yang jelas ada buku baru (yeyyy...ya iyya lah, masa ya iya dong!).
Ada beberapa orang yang saya kagumi sebagai personal dan atau profesional, setelah ditelusuri ternyata referensi bacaannya gila gitu, banyak banget! Umed bilang orang-orang seperti itu sepeerti perpustakaan berjalan, kayak wikipedia yang tidak usah diklik, hanya perlu perintah atau pertanyaan suara, hehehe... sori jadi berlebihan.
Tapi yang jelas, dengan menginvestasikan beberapa lembar rupiah ke dalam bentuk fisik (dalam hal ini buku) saya jadi ngejamin diri saya sendiri bahwa di tengah bulan nanti saya tidak akan menyesal mendapati diri saya dalam kondisi dompet tipis a.k.a kantong kempes, setidaknya kalo memang bankrupt, saya bisa jual lagi buku-buku yang saya beli!
Lho........?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
maneh meni puitizzzz
Posting Komentar