Rabu, 23 Januari 2008

SKRIP KASAR BAGIAN 2 CERGAM

Hal 1

Suatu hari di SD Muhammadiyah (kira-kira nama kampungnya apa yah?), sekolah nampak lebih ramai dari biasanya. Beberapa orang tua murid hilir mudik di lorong sekolah. Ada apa gerangan? Oh, ternyata hari ini raport dibagikan. Selain muka-muka yang nampak cemas karena takut raportnya kali ini mengecewakan, beberapa diantaranya sih tampak tenang-tenang saja seperti empat sekawan, Farid, Juan dan sikembar Malik dan Mala sebab mereka selalu rajin belajar dan tidak pernah lupa mengerjakan PR apalagi bolos sekolah, jadi tidak ada yang dikhawatirkan! Malahan mereka merasa gembira, karena setelah raport dibagikan berarti mulai besok, sekolah akan LIBUUUR!


Hal 2

Di dalam kelas semua murid telah duduk dengan rapih saat ibu guru memasuki kelas. Tapi eh, ternyata ibu guru tidak sendirian lho, ada dua orang kakak yang berasal dari komunitas siaga bencana.

>>Image: Image Guru memasuki kelas diikuti 2 orang (dari KSB)


Hal3

>> Image: Komik dengan perkiraan redaksi seperti berikut:

Guru : Anak-anak, sebelum ibu membagikan raport kalian. Hari ini kita kedatangan tamu, kakak-kakak kita dari komunitas siaga bencana. Kita persilahkan mereka untuk memperkenalkan diri ya?Silahkan.


Uda Boy : ”Selamat pagi adik-adik semuanya, kami berdua dari komunitas siaga bencana. Nama saya (misalnya) Dwi Boy, Adik-adik boleh memanggil saya Bang Boy saja dan di sebelah saya adlaah uni Nova”

Hari ini kami akan mengadakan kegiatan mewarnai kaos siaga bencana, jadi setelah rapot dibagikan, kami minta adik-adik indak pulang dulu, kita mewarnai kaos, mau?”

Pada saat perkenalan, kakak-kakak dari KSB juga berpesan kepada murid-murid di kelas supaya jangan merasa takut terhadap bencana alam dan hendaknya terus berdoa untuk memohon keselamatan semua. Kita pun harus senantiasa waspada dan juga selalu siaga, apalagi kota yang kita tinggali ini memang rentan sekali akan bencana alam.


Hal 4

Tak lama kemudian, setelah mendengarkan penjelasan dari bang Boy dan uni Nova, Ibu gurupun membagikan raport semester ini. Beberapa nampak sedih, karena raportnya ”kebakaran”, sedangkan empat sekawan Malik, Farid, Mala, dan Juan merasa puas dengan nilai raport mereka yang bagus. Ibu gurupun berpesan kepada murid-murid yang nilai raportnya masih kurang untuk tidak berkecil hati dan supaya semua muridnya harus semakin giat belajar, karena ilmu adalah cahaya dunia.

Tetapi suasana sedih seketika berubah, karena kakak-kakak dari KSB mulai membagikan sehelai kaos bertema siaga bencana untuk seluruh murid, lengkap dengan kuas dan catnya untuk mewarnai gambar yang tercetak disana. Wah, tentu saja semua murid kembali merasa senang dan gembira. Suasana kelas begitu riuh dan ramai.

>> Image: Image anak-anak sedang mewarnai kaos dengan mimik gembira

Hal 5

Eh kita pun jangan kalah dong dengan teman-teman kita tadi, yuuk, mari kita warnai juga dong gambar di bawah ini.

>> Image: Gambar siaga bencana untuk diwarnai anak-anak pembaca

Hal 6

>>Image: 4sekawan sedang berjalan dan sesekali bercanda –tampak depan- (non-komikal)

Setelah semua kegiatan di sekolah selesai, seperti biasa empat sekawan pulang bersama sambil berjalan menyusuri pesisir pantai dengan riangnya. Lalu Mereka pun membahas kembali tentang pesan yang disampaikan Uda dan Uni disekolah tadi.

Hal 7

>> Image: Komik dengan dialog seperti berikut inih:

Farid: “Eh Lik! Kok kakak tadi bilang kita indak usah takut sih sama bencana alam? Padahal kan emang menakutkan!

Juan: ”Iya yah? Kakak yang aneh! Cape deh!”

Mala: “Cepe Dah!”

Malik: “Gini kawan! Mungkin kakak-kakak tadi betul juga, karena bencana alam itu pasti terjadi,

apalagi daerah kita adalah daerah yang rawan bencana,

ngapain takut,

kalau kita waspada dan selalu berdoa, InsyaAllah kita selamat.

Tadi juga kita kan senang mewarnai kaos walaupun temanya bencana alam.”

Farid: Ya iya lah, gratis!

(semua tertawa)

Hal 8

>>Image: IMAGE tampak belakang 4 sekawan sedang berjalan di pesisir pantai dengan gembira (gambar untuk halaman 9)

Hal 9

Mereka pun kembali berjalan, kali ini dengan perasaan yang lebih gembira sebab tidak ada lagi yang perlu ditakutkan bila bencana alam terjadi, kerena selama kita tetap siaga dan waspada, Insya Allah kita dapat menghindari hal-hal yang buruk supaya tidak menimpa diri kita.

Hal 10

Malik, Mala, Farid, dan Juan sampai di rumah masing-masing tepat pada waktunya, mereka selalu menepati waktu agar tidak membuat orang tua cemas, dan jika akan bermain ke luar rumahpun selalu meminta izin terlebih dahulu. Mereka memang anak-anak yang baik, taat dan patuh terhadap orangtua.

>> Image:( komik 4 gambar adegan 4 sekawan )


Hal 11

Saat Malik dan Mala tiba di rumah, justru sang ayah yang belum pulang. Ternyata Ayah mereka sedang mengikuti kegiatan rembuk warga. Ayah Malik dan Mala memang aktif mengikuti kegiatan rembuk warga ini, apalagi jika rembuk warga tersebut membahas tentang kesiapsiagaan bencana. Kalau kalian mau tau apa yang dibahas ayah dan warga sekampungnya , ayo liat halaman selanjutnya!

>>Image: Ada ide?

Hal 12 - 13

>> Image: Gambar kegiatan rembuk warga full 2 halaman

Hal 14

Ayah Malik dan Mala baru pulang saat hari menjelang malam. Setelah sholat Isya berjemaah, semua anggota keluarga berkumpul di tengah rumah. Menjelang tidur, orang tua Malik dan Mala selalu memberi contoh pada seluruh anggota keluarga untuk senantiasa membereskan dan merapikan kembali semua barang di rumah yang telah digunakan.

>>catatan: di halaman ini bisa gambar komik seperti yang ada di bawah, atau dibikin menjadi seperti teka-teki mencocokkan gambar (misalnya image piring kotor dicocokkan dengan image mencuci piring dst, ok ngga?)


Hal 15

Ayah selalu berpesan kepada Malik dan Mala, bahwa kita harus dapat hidup teratur, barang-barang penting seperti surat-surat berharga, misalnya saja, surat rumah, akte kelahiran, buku tabungan, ijazah sekolah, dll harus disimpan dalam satu tempat.Jadi jika bencana terjadi, kita dapat langsung menyelamatkannya tanpa perlu bersusah payah mencari-cari lagi Selain itu, kita juga harus dapat hidup hemat dan efisien, jangan membeli barang yang tidak terlalu diperlukan, contohnya TV di rumah Malik dan Mala hanya satu dan juga tidak terlalu besar. “Kalau TV kecil masih bisa ditonton, kenapa juga harus membeli yang besar? Kata Ayahnya tempo hari. Lagipula kita tidak pernah tahukan, kapan bencana alam yang dapat menghancurkan harta benda kita tersebut akan menimpa?, Hm, akhirnya Malik dan Malapun dapat mengerti, meskipun bencana alam tersebut tidak terjadi, tetapi hidup rapih, hemat, dan efisien tidaklah sulit dan merugikan untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

  • dan semua anggota keluarga tidur dengan nyenyak –

>> Image: Ayah yang sedang berbicara kepada Malik dan Mala atau Image tempat menyimpan surat-surat berharga milik ayah.

hal 16

Berbeda dengan kebiasaan di rumah keluarga Malik dan Mala, anggota keluarga Farid dan Juan kurang tertib dan tidak begitu sering beres-beres,. Rapot Farid yang siang tadi dibagikan pun masih tergeletak di atas meja. Sementara Juan seringkali tertidur di depan TV yang masih menyala, dan esoknya jika libur seperti ini, biasanya Juan selalu bangun siang karena semalam dia tidur terlalu malam, main game dan nonton TV. Lho, kok bisa ya Farid dan Juan seperti itu? Hal ini kerena Orang tua mereka jarang sekali memberi contoh dan juga memberi pengertian kepada mereka akan pentingnya hidup rapih, tertib dan teratur,

>> Image: Kondisi Rumah Juan dan Farid

>>Ide : Lipatan kertas dengan pesan: “Kamupun kalau dewasa nanti harus menjadi teladan yang baik ya untuk yang lebih muda”

Hal 17

>>Image: IMAGE dan teks :”DAN KEESOKAN HARINYA!”

Hal 18 – 19

>>Image: gambar-gambar komikal tentang situasi di rumah saat gempa terjadi

Hal 20

Saat gempa terjadi, suasana begitu mencekam. Takbir menggema di mana-mana. Semua berusaha menyelamatkan diri, ayah Malik dan Mala mengintruksikan seluruh anggota keluarga untuk berlindung, dibawah meja makan yang terbuat dari kayu jati yang keras.

Hal 21

Sementara itu di kediaman Farid dan Juan

Hal 22 – 23

Setelah gempa mulai terasa reda, semua orang pun berhamburan keluar rumah. Semua orang khawatir gempa yang baru saja terjadi berpotensi tsunami, karena getarannya memang sangatlah kuat. Apalagi tepian pantai nampak surut ke tengah laut. Merekapun menyelamatkan diri menuju tempat yang lebih aman. Tempat yang dalam rembuk warga telah disepakati sebagai tempat melarikan diri warga kampung itu jika tsunami terjadi.

>>Image: gambar situasi kampung yang mulai hectic dengan orang2 yang sedang lari menyelamatkan diri (full 2 halaman, dan tidak komikal)

Hal 24

>> Image: Gambar Indikasi terjadinya tsunami

Hal 25

Rupanya gempa beberapa menit tadi memang berpotensi tsunami, Alhamdulillah…. Warga kampung telah siaga menyelamatkan diri menuju tempat evakuasi hasil kesepakatan rembuk warga.

Hal 26 – 27

>>Image: Gambar terjadinya tsunami (komikal/non-komikal)

Hal 28-29

>>Image: Ekspos gambar kondisi pasca tsunami/akibatnya

Hal 30

Atas kesiapan warga menghadapi bencana alam khususnya tsunami, Alhamdulillah semua warga kampung ….. berhasil menyelamatkan diri, tidak ada korban jiwa, hanya beberapa orang terluka ringan akibat tergores dan terjatuh saat berlari.

>>Image: kondisi orang2 yang sedang istirahat karena kelelahan setelah berlari (non-komikal)

Ada inset teks: “Ternyata kegiatan rembuk warga memang sangat penting untuk dilaksanakan, dari kegiatan rembuk warga banyak sekali yang bisa didiskusikan demi kesejahteraan kampung, hari ini terbukti saat bencana besar terjadi”

Hal 31

Subhanallah……

Karena beberapa bulan ini warga kampung telah bersepakat dalam rembuk warga untuk menyisihkan sebagian kecil uang untuk kepentingan bersama, maka uang yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk membeli makanan dan obat-obatan, sementara keperluan lain seperti tenda akan menyusul.

>>Image: Warga yang sedang beristirahat (ekspos di kegiatan pengobatan, dan makan)

Hal 32 – 33

Begitu juga empat sekawan Malik, Mala, Farid, dan Juan, mereka semua selamat dari terjangan tsunami, mereka merasa sangat gembira karena dapat bertemu kembali setelah mengalami bencana alam tersebut

>>Image: gambar 4 sekawan dengan ekspresi gembira (komikal)

>>Image: Ekspos 4 sekawan yang bertemu (hal33)

Hal 34

Mereka pun saling bercerita mengenai pengalaman sewaktu gempa terjadi hingga mereka selamat sampai tempat evakuasi.

>>Image: mungkin image mereka ber4 tampak saling mengobrol

Hal 35

Hal 36-37

Setelah semua selesai bercerita, diketahui bahwa diantara mereka berempat keluarga Juanlah yang paling banyak mengalami kerugian berupa kehilangan harta benda, karena di dalam rumahnya banyak sekali barang mahal yang sesungguhnya tidak terlalu diperlukan .


Keluarga Farid walaupun tidak terlalu banyak kehilangan harta benda, tetapi sangat bersedih karena banyak kehilangan surat-surat dan dokumen penting, hal itu terjadi karena orangtua Farid menyimpan surat-surat berharga secara terpisah, sehingga tidak memungkinkan untuk mencarinya ketika gempa terjadi.


Keluarga Malik dan Mala memang paling beruntung, kebiasaan keluarga mereka yang senantiasa hidup rapi, teratur, efisien, hemat, dan memiliki barang seperlunya ternyata sangat bermanfaat ketika bencana alam terjadi. Surat-surat penting termasuk buku rapot Malik dan Malapun berhasil diselamatkan, begitu pula benda-benda penting yang lainya yang mungkin dibutuhkan saat evakuasi seperti radio kecil untuk memantau berita, Al-qur’an, kotak obat P3k, serta senter tersimpan rapi dalam tas siaga bencana yang dibawa Malik.

Ternyata hidup teratur, rapi, hemat dan efisien selain mudah dan murah dilakukan juga sangat bermanfaat ketika bencana alam terjadi. Subhanallah.


Hal 38

Disini nih perlu ide lagi. Gw sih kebayangnya, image 4sekawan aja, dengan kesan agak heroik gitu lah, siluet ato apapun, dengan inset teks misalnya: “lalu mereka masing-masing berjanji untuk menjadi lebih siaga lagi menghadapi bencana dengan cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana” dan di masa depan mereka hidup bahagia dan tentu saja gembira.

HAHAHAHAHAHA................


Tidak ada komentar: